PENGERTIAN
Torasentesis adalah tindakan mengaspirasi cairan
pleural atau udara, dilakukan untuk menghilangkan tekanan, nyeri atau
dispnea.
TUJUAN PEMERIKSAAN
1.
Sebagai
terapi : menghilangkan akumulasi cairan atau udara pleural yang menyebabkan
kompresi paru dan kegawatan pernafasan.
2.
Sebagai
tindakan pemeriksaan diagnostik : Pemeriksaan cairan pleural terhadap berat
jenis, glukosa, protein, pH, pemeriksaan kultur atau sensitivitas, serta
pemeriksaan sitologi.
TUJUAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Klien memahami prosedur, mengontrol ansietas klien, klien dapat
menjalani prosedur tanpa efek yang tidak diinginkan.
|
|
||||
NO
|
TINDAKAN
|
BOBOT
|
NILAI
|
BOBOT
X
NILAI
|
KETERANGAN
|
I
|
PENGKAJIAN
|
2
|
|
|
|
1.
Mengkaji
program/instruksi medik.
2.
Mengkaji
tingkat pengetahuan klien tentang prosedur pemeriksaan.
3.
Mengkaji
hasil pemeriksaan rontgen dada dan USG yang dilakukan sebelumnya.
4.
Mengobservasi
tanda-tanda vital, adanya keluhan kesulitan bernafas, dan nyeri.
5.
Mengkaji
adanya riwayat alergi tehadap obat anestesi.
|
|||||
II
|
INTERVENSI
|
3
|
|
|
|
A. Persiapan
Alat :
1.
Surat
ijin tindakan (informed concent).
2.
Spuit
5 ml, 20 ml, dan 50 ml.
3.
Jarum
No. 22, 26, dan 16.
4.
Katup
dua/tiga jalur (stopcock).
5.
Selang
karet.
6.
Jarum
biopsi.
7.
Cairan
antiseptik.
8.
Anestesi
lokal.
9.
Kasa
steril.
10. Hanscoen steril.
11. Duk steril.
12. Handuk.
B. Persiapan
Klien :
1.
Menjelaskan
prosedur dan tujuan dilakukannya arteriogram.
2.
Meminta
klien untuk menandatangani informed
concent.
3.
Membantu
klien untuk membuka pakaian / memajankan bagian tubuh atas.
4.
Menjaga
kebutuhan privacy klien.
|
|||||
III
|
IMPLEMENTASI
|
3 |
|
|
|
1. Mencuci tangan.
2. Membantu klien mengatur posisi yang sesuai untuk
tindakan thorasentesis.
3. Menyiapkan alat didekat klien, buka dengan teknok
steril.
4. Mengatur ketrerangan pencahayaan, gunakan lampu
tindakan bila perlu.
5. Selama dokter melakukan prosedur, mem berikan dukungan
emosional dan fisik pada klien dan siapkan klien terhadap hal-hal yang akan
terjadi :
a. Klien akan merasa dingin akibat anestetik.
b. Menganjurkan klien untuk benar-benar tidak bergerak,
dan tidak batuk.
c. Memberitahuykan kepada klien saat anestesi
lokalnya akan disuntikkan.
6. Memberikan tekanan pada area punksi dan memberikan
balutan steril setelah prosedur selesai.
7. Membantu klien untuk kembali pada posisi semula.
8. Memastikan kepada dokter apakah diperlukan pemeriksaan
rontgen kembali.
9. Merapihkan alat.
10. Mencuci tangan.
|
|||||
IV
|
EVALUASI
|
1
|
|
|
|
1.
Mengevaluasi
respon serta toleransi klien sebelum, selama,
dan sesudah prosedur.
2.
Mengevaluasi
adanya keluhan pening, rasa sesak didada, batuk, sputum dengan bercampur
serat darah, takikardi, dan sianosis.
3.
Mengevaluasi
karakteristik cairan yang keluar : jumlah, konsistensi, dan warnanya.
4.
Mengobservasi
tanda-tanda vital pasca prosedur secara periodik.
|
|||||
V
|
DOKUMENTASI
|
1
|
|
|
|
1.
Mencatat
tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur.
2.
Mencatat
respon serta toleransi klien sebelum, selama,
dan sesudah prosedur.
3.
Mencatat
bila ada keluhan pening, rasa sesak didada, batuk, sputum dengan bercampur
serat darah, takikardi, dan sianosis.
4.
Mencatat
karakteristik cairan yang keluar : jumlah, konsistensi, dan warnanya.
5.
Mencatat hasil observasi tanda-tanda vital pasca
prosedur secara periodik.
|
|||||
VI
|
SIKAP
|
|
|
|
|
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap
terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga
privacy.
9. Sopan.
|
|||||
TOTAL
|
10
|
|
|
|
Minggu, 20 November 2011
(S.O.P) MELAKUKAN ASISTENSI PADA TINDAKAN TORASENTESIS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar