Jumat, 11 November 2011

askep aritmia

ARITMIA MENGANCAM JIWA
1.             Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).

2.             Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
v  Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
v  Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
v  Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
v  Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
v  Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
v  Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
v  Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
v  Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
v  Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
v  Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)



3.             Manifestasi Klinis
v  Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
v  Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
v  Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
v  Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
v  demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

4.             Pemeriksaan Penunjang
v  EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
v  Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
v  Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
v  Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
v  Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
v  Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
v  Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
v  Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
v  Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
v  1GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

5.             Penatalaksanaan Medis
a. Terapi medis
§  Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
ü Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
                        * Kelas 1 A
                                                                         I.      Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
                                                                      II.      Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi.
                                                                   III.      Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
 * Kelas 1 B
                                                                         I.      Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
                                                                      II.      Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
    * Kelas 1 C
                                                                         I.      Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
§  Atenolol
§  Metoprolol
§  Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
         c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
§  Amiodarone
§  indikasi VT
§  SVT berulang
         d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
§  Verapamil
§  indikasi supraventrikular aritmia
 e. Terapi mekanis
§  Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
§  Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
§  Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
§  Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.












ASUHAN KEPERAWATAN  PADA LANSIA DENGAN ARITMIA
A. Pengkajian
1. Riwayat penyakit
§  Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
§  Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi
§  Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
§  Kondisi psikososial

           2. Pengkajian fisik
§  Aktivitas : kelelahan umum
§  Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
§  Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
§  Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
§  Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
§  Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
§  Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
§  Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

B. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
    elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :
§  Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa
§  Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
§  Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :
ü  Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
Rasional : Perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan efek gangguan curah jantung pada sirkulasi sistemik/perifer
ü  Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
Rasional : Disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran dari pada dengan palpasi. Pendengaran terhadap bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi membantu mengidentifikasidisritmia pada pasien tak terpantau.
ü  Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
Rasional : Meskipun tidak semua disritmia mengancam hidup, penanganan tepat untuk mengakhiri disritmia diperlukan pada adanya gangguan curah jantung dan perfusi jaringan
ü  Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok jantung
Rasional : Berguna dalam menentukan kebutuhan /tipe intervensi
ü  Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
Rasional : Penurunan rangsang dan penghilangan stress akibat katekolamin yang menyebabkan / meningkatkan disritmia dan vasokontriksi dan meningkatkn kerja miokardia.
ü  Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi
Rasional : Meningkatkan partisipasi klien dalam mengeluarkan beberapa rasa control dalam situasi penuh stress.
ü  Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD
Rasional : Sebab nyeri dada bermacam-macam dan tergantung penyebab disritmia. Namun, nyeri dada dapat menunjukkan iskemia karena penurunan perfusi miokardia
ü  Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
Rasional : Terjadinya disritmia yang mengancam hidup memerlukan upaya intervensi untuk mencegah kerusakan iskemia
ü  Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
Rasional : Ketidakseimbangan elektrolit seperti kalium, magnesium dan kalsium, secra merugikan mempengaruhi irama dan kontraktilitas jantung
ü  Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk miokard, yan menurunkan iritabilitas yang disebabkan oleh hipoksia
ü  Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmia
Rasional : Disritmia umumnya diobati secra simtomatik, kecuali untuk ventrikel premature, diman dapat diobati secara proliferatik pada IM akut
ü  Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
Rasional : Dapat digunakan pada fibriasi atrial atau disritmia tidak stabil untuk menyimpan frekuensi jantung normal/menghilangkan gagal jantung normal.
ü  Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
Rasional : Pacu sementara mungkin perlu untuk meningkatkan pembentukan impuls dan maenghambat takidisritmia
ü  Masukkan/pertahankan masukan IV
Rasional : jalan masuk paten diperlukan untuk pemberian oba darurat
ü  Siapkan untuk prosedur diagnostik invasive
Rasional : Diagnosa banding berdasarkan penyebab mungkin diperlukan untuk membuat rencana pengobatan yang tepat
ü  Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrillator
Rasional : Alat ini melalui pembedahan ditanam pada pasien dengan disritmia berulang yang mengancam hidup meskipun diberi obat terapi secara hati-hati.

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan                          dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :
ü  Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
ü  Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat
ü  Melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan
ü  Menghubungkan tanda pacu jantung

Intervensi :
ü  Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi individual dan memahami alasan intervensi teraupetik
ü  Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga
Rasional :Iinformasi terus-menerus dapat menurunkan cemas sehubungan dengan ketidaktahuan dan menyiapkan pasien/orang terdekat
ü  Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan mental, vertigo.
Rasional : disritmia dapat menurunkan curah jantung dimanifestasikan oleh         gejala gagal jantung
ü  Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupa
Rasional : informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan
ü  Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
Rasional : bila disritmia ditangani dengan tepat, aktifitas normal harus dilakukan.
ü  Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
Rasional : tergantung masalah khusus, pasien perlu meningkatkan diet kalium, seperti saat kalium menurun karena penggunaan diuretik
ü  Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
Rasional : instruksi tulisan membantu pasien dalam kontak tak langsung dengan tim kesehatan
ü  Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
Rasional : observasi secara terus menerus memberikan intervensi berkala untuk menghindari komplikasi berkala
ü  Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang memerlukan intervensi medis
Rasional : meningkatkan perawatan secara mandiri, memberikan intervensi berkala untuk mencegah komplikasi serius
ü  Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu
Rasional : kadang kadang prosedur ini perlu pada beberapa pasien untuk memperbaiki irama teratur /curah jantung pada situasi darurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar