ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GANGGUAN SYSTEM REPRODUKSI MIOMA UTERI DI RUANGGAN
KENANGA RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
Disusun Oleh :
SATRIA DWI
PRIANGGA
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ALMA ATA YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI NERS – JURUSAN PENDIDIKAN NERS
T.A. 2012- 2013
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian perawatan maternitas
1. Identitas
klien
Nama
: Ny. S
Umur
: 45 tahun
Alamat : Susuk RT 01/01 ngombol purworejo
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Post Op mioma uteri
Tanggal masuk RS :
15 januari 2013
Tanggal pengkajian: : 16-19 Januari 2013
No RM : 265231/1055459
2. Penanggung
jawab
Nama : Suparman
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin :
laki-laki
Pekerjaan :
swasta
Alamat :
Susuk RT 01/01 ngombol purworejo
Hubungan dengan klien : Suami
B.
Keluhan
utama
Klien mengatakan nyeri dan perih pada
daerah bekas operasi serta lemah untuk menggerakkan badan
C.
Riwayat
kesehatan sekarang
Pada tanggal 15 januari 2013 klien datang kiriman dari RS PKU
Muhammadiah dengan mioma uteri. Klien tampak lemah, mens perdarahan berupa
gumpalan. Pada tanggal 16 januari 2013 klien menjalani operasi
pada pukul 10.40 di ruang IBS. Setelah menjalani operasi tanggal 16 januari 2013, klien dipindahkan dan
dirawat diruang kenanga pada pukul 11.55 Wib. Saat diruangan dan dilakukan
pengkajian awal klien mengatakan nyeri dan perih pada daerah bekas operasi
serta lemah untuk menggerakkan badan, keadaan umum pasien cukup dengan Tekanan
darah :130 / 80 mmHg Pernafasan 20
x/i, Nadi 78 x/i Temperatur 36,5 C.
D.
Riwayat
penyakit dahulu
Klien mengatakan ± 4 bulan yang lalu ia merasakan ada benjolan kecil pada
perut bagian bawah, pasien menganggap hal itu biasa saja, semakin lama semakin
bertambah besar. Kemudian klien mengalami perdarahan pervagina cukup banyak saat
menstruasi ± 3 bulan yang lalu. maka pasien
pergi berobat ke RS PKU Muhamadiah Purworejo
E.
Riwayat
kelahiran
No.
|
Tahun
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Jenis
Kelamin
|
Keadaan Bayi
Waktu lahir
|
BB dan PB
bayi
|
1
|
1982
|
Spontan
|
Bidan
|
Perempuan
|
BBLR
|
BB: 1700gr
PB: 47 cm
|
2
|
1985
|
Spontan
|
Dukun
|
Laki-laki
|
Sehat
|
BB: 2600gr
PB: 50cm
|
3
|
1988
|
Spontan
|
Bidan
|
Laki-laki
|
Sehat
|
BB: 3000gr
PB: 51cm
|
4
|
1991
|
Spontan
|
Bidan
|
Laki-laki
|
Sehat
|
BB: 2800gr
PB: 50cm
|
F.
iwayat
penyakit keluarga
Klien mengatakan di keluarganya ada yang memiliki riwayat DM dan Hiperetensi, yaitu
ibunya.
G.
Genogram
Keterangan
:
:
laki-laki :
Perempuan
:
tinggal serumah
:
klien
H.
Riwayat
ginekologi
·
Menarche
usia :
15 tahun
·
Siklus
menstruasi : teratur / tidak, 14
hari
·
Karakteristik
mens : biasa
I.
Pemeriksaan
fisik ibu
Keadaan
Umum :
Baik BB/TB :
55 Kg / 160 cm
Kesadaran :
CM
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80
mmHg Nadi :
78 x/m
Suhu :
36,50C
Pernafasan : 20 x/m
1. Kepala
Kepala klien bulat, kebersihan kepala baik, tidak
berketombe, rambut klien panjang lurus, tidak ada benjolan dan kelainan pada kepala, penyebaran
rambut merata, rambut tipis,
terdapat rambut putih.
2.
Muka
Wajah tanpak simetris, warna kulit
kuning langsat, gerakan muka baik, dahi sedikit berkerut, kelopak mata terbuka.
Tes sensasi wajah baik pipi, dahi dan rahang tidak ada nyeri tekan, ekspresi wajah klien tampak lemah, dan klien tampak
meringis kesakitan.
3.
Mata
Simetris, Penglihatan baik, menggunakan alat bantu penglihatan kacamata, Konjungtiva
anemis, Sklera an ikteriks, tidak strabismus, pupil Isokor.
4.
Telingga
Posisi daun telinga simetris,tidak ada lesi, tidak
terdapat serumen, tidak ada peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran
baik
5.
Hidung dan sinus
Hidung lembab, simetris, letak septum nasal ditengah,
tidak terdapat pernafasan cuping hidung,keadan hidung tampak bersih, fungsi
penciuman baik.
6.
Mulut dan tenggorokan
Bibir lrmbab, Tidak ada kelainan kongenital seperti
bibir sumbing, bentuk simetris, warna merah muda, tidak terdapat caries pada
gigi, gusi merah muda, palatum lunak, warna merah muda, avula dan palatum dapat
terangkat, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil
7.
Leher
Leher klien tidak hiperekstensi, tidak ada masa,
trachea simetris, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya bendungan vena jugularis
8.
Dada
Ø Inspeksi
thoraks
bentuk dada bulat, klien tidak menggunakan otot bantu nafas
(retraksi dada), klafikula agak
menonjol, sternum agak datar, pernafasan teratur, tidak ada gerak aktif
pada interkostae, spina lurus, scapula simetris.
Ø Palpasi
Gerakan paru saat
inspirasi dan ekspirasi seirama
Ø Perkusi
thoraks
Bunyi jantung normal dan tidak terdengar murmur
Ø Auskultasi
thoraks
tidak terdengar wheezing atau ronchi, suara nafas baik
pada paru
9. Jantung
dan vaskuler
Frekuensi denyut jantung 80x/menit,
ireguler, tidak ada mur-mur dan gallop
Arteri karotis teraba, sifat denyutan
stabil, tidak ada penekanan pada vena jugularis,
10. Payudara
Tidak dikaji
11. Abdomen
Terdapat luka post Op kira – kira dengan panjang 15 cm dengan
keadaan basah dan kemerahan,klien mengatakan daerah bekas operasi terasa nyeri
dan perih, nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan sekala nyeri 5, lama nyeri 1-3
menit. Nyeri terasa terutama saat bergerak dan sangat mengganggu aktifitas.
12. Genetalia
dan perineal
Tidak dikaji
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi :
fungsi baik
Palpasi :
tidak ada varises
Ekstremitas bawah:
inspeksi : ada edema, fungsi
baik
Palpasi :
adanya varises
Reflek patela : +
J.
Keadaan
psikologis ibu
Klien menyatakan cemas saat sebelum melaksanakan operasi hal
ini dikarenakan ia takut terjadi sesuatu pada dirinya saat operasi dan ini merupakan
operasi pertama yang dijalaninya,namun setelah dijelaskan prosedur dengan baik oleh
perawat kecemasan hilang. Sekarang yang dirasakan ibu ialah perasaan sangat
senang karena ia telah melewati operasi.
K.
Pengkajian
pola sistem
1. Pola
persepsi dan managemen terhadap kesehatan
Klien saat ini secara umum dalam keadaan baik hanya mengeluh
masalah nyeri dan badan terasa lemah. Klien mengatakan saat ini yang terpenting
baginya ialah ia dapat segera.
2. Pola
nutrisi dan metabolic (diit dan pemasukan makanan)
Makanan
Sebelum masuk RS Pasien makan 3x
sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan
(kadang-kadang). Pasien tidak memiliki makanan pantangan. Setelah masuk
RS Pasien makan 3x sehari dengan diet makanan biasa dengn nafsu makan
menurun, porsi yang disajikan habis ½ porsi.
Cairan
Untuk masukan cairan, sebelum masuk RS,
klien mengatakan biasanya menghabiskan 6-7 gelas air putih perharinya ditambah
lagi dengan mengkonsumsi susu bagi ibu hamil 2 gelas perharinya. Saat dirawat
pasien menghabiskan 7-8 gelas perharinya, klien mengatakan saat di RS bawaannya
haus sehingga klien mampu menghabiskan 7-8 gelas perharinya.
3. Pola
eliminasi
Untuk BAK selama dirumah sakit, klien
menggunakan kateter dan dirasakan tidak ada masalah, klien tidak mengalami
masalah saat ingin BAK ataupun mengontrolnya meski menggunakan folykateter.
Warna urine kuning jernih.
Untuk BAB klien mengatakan tidak
mengalami kesulitan, biasa klien BAB menggunakan pispot khusus BAB dikarenakan
badan masih terasa lemah jika ingin kekamar mandi. BAB klien 1-2x/hari dengan
konsistensi semi padat, warna kekuningan.
4. Pola
aktivitas dan latihan
Klien mengatakan saat ini badan terasa
lemah, klienpun hanya tampak berbaring ditempat tidur. Aktifitas klien dibantu,
klien mengatakan hal ini sangat mengganggunya karena badan sangat lemah untuk
digerakkan ditambah lagi dengan rasa nyeri apabila ingin bergerak.
5. Pola
istirahat : tidur
Klien mengatakan selama dirawat pola
tidurnya tidak terlalu terganggu, hanya pada saat nyeri saja terkadang ia
terbangun. Paien seharinya tidur 5-6 jam dan terkadang juga tidur siang.
6. Pola
kognitif dan persepsi
Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas
luka operasi, nyeri ini dirasakan ketika hendak bergerak atau beraktifitas
mandiri, klien juga mengatakan nyeri menggangu aktifitasnya, nyeri dirasakan
dengan durasi 1-3 menit,nyeri dirasakan hilang timbul dan seperti
ditusuk-tusuk. Wajagh klien tanpak meringis ketika menahan nyeri dan memegangi
area yang nyeri. Saat nyeri biasanya pasien hanya menahan sebisa mungkin tanpa
melakukan apapun.
7. Pola
persepsi diri dan konsep diri
Klien mengatakan dirinya saat ini adalah
seorang ibu yang memiliki tanggung
jawab mengurus keluarga, klien berharap penyakitnya lekas sembuh sehingga klien
dapat kembali mengurus keluarganya, klien mengatakan sedikit cemas dengan
penyakitnya klien takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan klien dan
keluarga.
8. Pola
peran hubungan
Saat ini klien tinggal bersama suami dan
mertuanya dirumah mertua, klien mengatakan selama ini tidak ada masalah dalam
keluarga baik kepada suami maupun mertuanya. Klien juga mengatakan selama ini
berhubungan baik dengan semua anggota keluarga dan tetangga. Saat klien
dirawatpun keluarga terutama orangtua, suami dan mertuanya senantiasa
mendampingi beliau.
9. Pola
seksual dan reproduksi
Saat mengalami penyakit ini klien tidak pernah koitus, klien
mengatakan dalam keadaan normal siklus menstruasi klien 28 hari dengan perdarahan normal dan
menstruasi teratur. Saat ini klien memiliki 4 orang anak yang dilahirkan
keseluruhan dengan cara spontan yang dibantu oleh dukun dan bidan. Saat ini klien
tidak mengunakan KB.
10. Pola
koping dan toleransi terhadap stress
Klien mengatakan selama ini tidak ada
masalah berarti yang dia alami, jika ada masalah terutama dalam keluarga
biasanya klien menceritakannya kepada suami karena klien merupakan orang yang
tidak suka memendam masalah dan sebagainya.
11. Pola
nilai kepercayaan
Klien mengatakan bahwa ia termaksud
orang yang cukup taat dalam menjalankan ibadah, hal ini dikarenakan sejak kecil
kedua orangtuanya telah sangat baik dalam hal menanamkan pengetahuan agama
kepada anak anaknya.
L.
Data
penunjang/tes diagnostic/terapi
Tanggal 15 januari 2013
Lab:
Pemeriksaan Satuan Hasil Normal
HB g/dL 11,0 11,0-16,5
Glucose mg/dl 436 200
WBC
22,90 F:5-10
HCB
8,5 12-15
RDW-CV
23,1 11,5-14,5
RDW-SD
50,3 35-47
Terapi
Obat oral
·
Cefadroxil 2 x
500 mg
·
Asam mefanamat
3 x 500 mg
·
SF 1 x 1
Injeksi
Ketorolac 30
mg 2 x 1amp
Cairan infus
·
RL 30 tts/mnt
Analisa Data
Pengkajian tanggal 16 januari 2013
Data
|
Etiologi
|
Probblem
|
Data Subjektif
P:
Klien mengatakan nyeri saat bergerak
Q:
Klien menyatakan nyeri dirasakan
hilang timbul dan seperti ditusuk tusuk
R:
Klien mengatakan nyeri terasa pada
daerah bekas luka operasi
S:
Klien mengatakan neri mengganggu
aktifitas, skala nyeri 4
T:
Klien mengatakan nyeri terasa dengan
durasi 1-3 mnt
Data Objektif
Wajah pasien tanpak meringis
Pasien tanpak memegangi area nyeri
Skala nyeri 4
TD: 130/80 mmHg
S: 36,5°C
N: 80 x/i
RR: 20 x/i
|
Agen cidera fisik (terputusnya
kontinuitas jaringan)
|
Nyeri Akut
|
Data Subjektif:
Pasien menyatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
Pasien menyatakan Perih pada
bagian bekas lukanya
Data Objektif :
Wajah pasien tanpak meringis
Jumlah WBC 22,90
Terdapat kemerahan pada sekitar
luka
Luka operasi
15 cm
|
Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
(adanya inflamasi Luka sectio sesarea)
|
Resiko tinggi infeksi
|
Data Subjektif :
Klien mengatakan badan terasa lemah
Klien mengatakan badan lemah saat bergerak dan
beraktifitas mandiri
DO :
Klien tanpak hanya berbaring di tempat tidur
ADL klien dibantu
|
Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
|
Hambatan mobilitas fisik
|
M.
Diagnosa
Keperawatan
a) Nyeri
akut b.d Agen injuri fisik (diskontinuitas jaringan)
b) Resti
infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya inflamasi Luka bekas insis)
c) Hambatan
mobilitas fisik b.d Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
N. Intervensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
NOC
|
NIC
|
Nyeri akut b.d agen injuri fisik (luka insisi
operasi)
|
NOC:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pasien mampu untuk
Mengontrol nyeri dengan
indikator:
Ø Mengenal
factor-faktor penyebab nyeri
Ø Mengenal
onset nyeri
Ø Melakukan
tindakan pertolongan non-analgetik
Ø Menggunakan
analgetik
Ø Melaporkan
gejala-gejala kepada tim kesehatan
Ø Mengontrol
nyeri
|
Manajemen Nyeri
Ø Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi:
lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi
Ø observasi isyarat-isyarat non verbal dari
ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
Ø Berikan
analgetik sesuai dengan anjuran
Ø Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
Ø Kaji
latar belakang budaya pasien
Ø Tentukan
dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan,
aktifitas kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran
Ø Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
Ø Evaluasi tentang
keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan
Ø Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Ø Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab,
berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan
Ø kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (seperti: temperatur
ruangan, penyinaran, dll)
Ø Anjurkan
pasien untuk memonitor sendiri nyeri
Ø Ajarkan
penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase)
Ø Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
Ø Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan
respon pasien
Ø Tingkatkan
tidur/istirahat yang cukup
Ø Anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman
nyeri secara tepat
Ø Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan
Ø Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/anggota
keluarga saat tindakan nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan preventif
Ø Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
Pemberian Analgetik
Ø Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan
keparahan sebelum pengobatan
Ø Berikan
obat dengan prinsip 5 benar
Ø Cek
riwayat alergi obat
Ø Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
Ø Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
Ø Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik,
NSAID) berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
Ø Monitor
tanda-tanda vital, sebelum dan sesuadah pemberian analgetik
Ø Monitor
reaksi obat dan efeksamping obat
Ø Dokumentasikan respon setelah pemberian analgetik dan
efek sampingnya
Ø Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek
analgetik (konstipasi/iritasi lambung)
|
Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya inflamasi Luka sectio
sesarea
|
Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 2x24
jam pasien dapat memperoleh
1.Pengetahuan:Kontrol infeksi
Kriteria hasil :
Ø Menerangkan
cara-cara penyebaran infeksi
Ø Menerangkan
factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran
Ø Menjelaskan
tanda-tanda dan gejala
Ø Menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan
resistensi terhadap infeksi
|
Kontrol Infeksi
Ø Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien
Ø Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
Ø Batasi
jumlah pengunjung
Ø Ajarkan
cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
Ø Anjurkan
pasien untuk cuci tangan dengan tepat
Ø Gunakan
sabun antimikrobial untuk cuci tangan
Ø Anjurkan
pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan
pasien
Ø Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
Ø Lakukan
universal precautions
Ø Gunakan
sarung tangan steril
Ø Lakukan
perawatan aseptic pada semua jalur IV
Ø Lakukan
teknik perawatan luka yang tepat
Ø Ajarkan
pasien untuk pengambilan urin porsi tengah
Ø Lakukan
perawatan luka
Ø Tingkatkan
asupan nutrisi
Ø Anjurkan
asupan cairan yang cukup
Ø Anjurkan
istirahat
Ø Berikan
terapi antibiotic
Ø Ajarkan
pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
Ø Ajarkan
pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi
|
Hambatan
mobilitas fisik b.d Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
|
Mobilitas fisik optimal setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
Kriteria hasil :
Ø Ekstrimitas
tidak lemas, tidak kaku dan tidak baal
Ø Tidak
ada nyeri untuk mobilitas
Ø Tidak
ada kesemutan dan pusing
Ø Akral
hangat
Ø Vital
sign normal
Ø Tidak
ada tremor lumpuh anggota gerak kekakuan otot
|
Latihan terapi
ambulasi
Ø Kenakan
baju pada pasien yang tidak ketat
Ø Bantu
pasien menggunakan alat bantu jalan untuk membantu mobilisasi jalan dan
mencegah injuri
Ø Gunakan
tempat tidur yang rendah jika memungkinkan
Ø Konsulkan
pasien untuk rencan ambulasi
Ø Bantu
pasien merubah posisi pindah dari tempat tidur ke tempat lain
Ø Jelaskan
ke pasien tehnik ambulasi dan pindah yang aman
Pengaturan
posisi
Ø Batasi
atau bantu posisi bagian tubuh pasien
Ø Berikan
bantalan pada area yang bengkak
Ø Atur
posisi untuk memfasilitasi ventilasi/pervusi sesuai kebutuhan
Ø Lakukan
ROM aktif atau pasif
Ø Alih
posisibaring pasien secara periodik
Ø Ganti
posisi tidur setiap 2 jam sekali
Ø Gunakan
bad fungsional untuk memudahkan pengaturan posisi
|
Catatan
Perkembangan
NO
|
Tanggal
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
16-1-13
28-12-12
16-1-13
17-1-13
17-1-13
17-1-13
18-1-13
18-1-13
18-1-13
|
Nyeri akut b.d agen injuri
fisik (luka insisi operasi)
Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya
inflamasi Luka sectio sesarea
Hambatan mobilitas fisik
b.d Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
Nyeri akut b.d agen injuri
fisik (luka insisi operasi)
Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya
inflamasi Luka sectio sesarea
Hambatan mobilitas fisik b.d
Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
Nyeri akut b.d agen injuri
fisik (luka insisi operasi)
Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya
inflamasi Luka sectio sesarea
Hambatan mobilitas fisik
b.d Fisik tidak bugar (Kelemahan fisik)
|
Ø Monitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Kaji nyeri secara komprehensif
Ø Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Lakukan komunikiasi terapeutik agar pasien
dapat mengekspresikan nyeri
Ø Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Ø Ajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
aplikasi panas-dingin, massase)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Ø Kaji tanda infeksi
Ø Batasi jumlah pengunjung
Ø Lakukan cuci
tangan sebelum kepasien
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Ø Kaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Bantu ADL pasien
Ø Bantu pasien merubah posisi pindah dari tempat tidur
ke tempat lain
Ø Beri posisi yang nyamanLakukan ROM aktif atau pasif
Ø Monitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Kaji nyeri secara komprehensif
Ø Observasi isyarat-isyarat non verbal dari
ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Lakukan komunikiasi terapeutik agar pasien
dapat mengekspresikan nyeri
Ø Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Ø Ajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
aplikasi panas-dingin, massase)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Ø Kaji tanda infeksi
Ø Batasi jumlah pengunjung
Ø Lakukan cuci
tangan sebelum kepasien
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Ø Kaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Bantu ADL pasien
Ø Bantu pasien merubah posisi pindah dari tempat tidur
ke tempat lain
Ø Beri posisi yang nyamanLakukan ROM aktif atau pasif
Ø Monitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Kaji nyeri secara komprehensif
Ø Observasi isyarat-isyarat non verbal dari
ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Lakukan komunikiasi terapeutik agar pasien
dapat mengekspresikan nyeri
Ø Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Ø Ajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,
aplikasi panas-dingin, massase)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Ø Kaji tanda infeksi
Ø Batasi jumlah pengunjung
Ø Lakukan cuci
tangan sebelum kepasien
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Ø Kaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Bantu ADL pasien
Ø Bantu pasien merubah posisi pindah dari tempat tidur
ke tempat lain
Ø Beri posisi yang nyamanLakukan ROM aktif atau pasif
|
Ø Memonitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Mengkaji nyeri secara
komprehensif
Ø Mengobservasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Melakukan komunikiasi
terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
Ø Memberikan dukungan terhadap
pasien dan keluarga
Ø Mengajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (Distraksi dengan memperdengarkan musik selama 15 menit)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Asmet 2x 500mg
Inj Ketorolac
30 mg 2 x 1 amp
Ø Mengkaji tanda infeksi
Ø Membatasi jumlah pengunjung
Ø Melakukan
cuci tangan sebelum kepasien
Ø Memberikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Amoxilin 2x
500mg
Ø Mengkaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Membantu ADL pasien
Ø Membantu pasien merubah posisi pindah dari tempat
tidur ke tempat lain
Ø Memberi posisi yang nyaman
Ø Memonitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Mengkaji nyeri secara
komprehensif
Ø Mengobservasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Melakukan komunikiasi
terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
Ø Memberikan dukungan terhadap
pasien dan keluarga
Ø Mengajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (Distraksi dengan memperdengarkan musik selama 15 menit)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Asmet 2x 500mg
Inj Ketorolac
30 mg 2 x 1 amp
Ø Mengkaji tanda infeksi
Ø Membatasi jumlah pengunjung
Ø Melakukan
cuci tangan sebelum kepasien
Ø Memberikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Amoxilin 2x
500mg
Ø Mengkaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Membantu ADL pasien
Ø Membantu pasien merubah posisi pindah dari tempat
tidur ke tempat lain
Ø Memberi posisi yang nyaman
Ø Memonitor Keadaan Umum dan Vital sign
Ø Mengkaji nyeri secara
komprehensif
Ø Mengobservasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam hal nyeri
Ø Melakukan komunikiasi terapeutik
agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
Ø Memberikan dukungan terhadap
pasien dan keluarga
Ø Mengajarkan dan menganjurkan penggunaan teknik
non-farmakologi (Distraksi : dengan mempedengarkan musik selama 15 menit)
Ø Kolaborasi pemberian analgetik
Asmet 2x 500mg
Inj Ketorolac
30 mg 2 x 1 amp
Ø Mengkaji tanda infeksi
Ø Mengganti perban pada luka
Ø Membatasi jumlah pengunjung
Ø Melakukan
cuci tangan sebelum kepasien
Ø Memberikan posisi yang aman dan nyaman
Ø Berikan terapi antibiotic
Amoxilin 2x
500mg
Ø Mengkaji tingkat ketergantungan pasien
Ø Membantu ADL pasien
Ø Membantu pasien merubah posisi pindah dari tempat
tidur ke tempat lain
Ø Memberi posisi yang nyaman
|
Subjektif
Klien mengatakan masih
nyeri pada area bekas operasi
Objektif
KU: Cukup, Skala nyeri 4, wajah
klien masih tanpak meringis, TD: 110/80
N:80 RR:20 S: 37
Assesment
Masalah belum teratasi
Plaining
Intervensi 1-6 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan bekas
luka operasi masih terasa perih dan kemerahan
Objektif
KU: Cukup, Luka tanpak
basah dan kemerahan, panjang luka operasi 15 cm, TD: 110/80 N:80
RR:20 S: 37
Assesment
Masalah belum teratasi
Plaining
Intervensi 1-5 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan badan
masih terasa lemah
Objektif
KU: Cukup, ADL dibantu,
klien masih tanpak hanya berbaring d tempat tidur, TD: 110/80 N:80
RR:20 S: 37
Assesment
Masalah belum teratasi
Plaining
Intervensi 1-4 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan Nyeri
berkurang
Objektif
KU: Cukup, Skala nyeri 3,
wajah klien masih tanpak sedikit meringis, TD: 120/80 N:80
RR:20 S: 36,7
Assesment
Masalah teratasi sebagian
Plaining
Intervensi 1-6 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan perih
pada luka operasi berkurang
Objektif
KU: Cukup, Luka tanpak
masih basah dan kemerahan, panjang luka operasi 15 cm, TD: 120/80 N:80
RR:20 S: 36,5
Assesment
Masalah teratasi sebagian
Plaining
Intervensi 1-5 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan badan sudah terasa tidak lemah lagi
Objektif
KU: Cukup, ADL dibantu
sebagian, klien tanpak telah mampu duduk, TD: 120/80 N:80
RR:20 S: 36,5
Assesment
Masalah belum teratasi
Plaining
Intervensi 1-4 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan Nyeri
berkurang
Objektif
KU: Cukup, Skala nyeri 1,
wajah klien masih tanpak rileks, TD: 120/80
N:80 RR:20 S: 36,7
Assesment
Masalah teratasi sebagian
Plaining
Intervensi 1-6 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan perih
pada luka operasi berkurang
Objektif
KU: Cukup, Luka tanpak
kering dan tidak kemerahan, panjang luka operasi 15 cm, TD: 120/80 N:80
RR:20 S: 36,5
Assesment
Masalah teratasi sebagian
Plaining
Intervensi 1-5 dilanjutkan
Subjektif
Klien mengatakan badan sudah terasa tidak lemah lagi dan
mampu beraktifitas mandiri
Objektif
KU: Cukup, ADL mandiri,
klien tanpak telah mampu beraktifitas, TD: 120/80 N:80
RR:20 S: 36,5
Assesment
Masalah belum teratasi
Plaining
Intervensi 1-4 dilanjutkan
|