Minggu, 20 November 2011

Antibiotik (Ceftriaxon)


PENDAHULUAN
Sebelum membahas tentang ceftriaxon, kita harus mengetahui tentang antibiotik. Karena Ceftriaxon adalah salah satu golongan obat antibiotik.

RIWAYAT PENEMUAN ANTIBIOTIK
Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.

PENGERTIAN ANTIBIOTIK
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Antibiotika oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

MACAM – MACAM ANTIBIOTIK
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya):
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
Antimetabolit, misalnya azaserine.
Seftriakson ( INN ) (diucapkan / sɛftraɪæksoʊn ˌ / ) adalah generasi ketiga sefalosporin antibiotik . Like other third-generation cephalosporins, it has broad spectrum activity against Gram-positive and Gram-negative bacteria . Seperti sefalosporin generasi ketiga lainnya, ia mempunyai aktivitas spektrum yang luas terhadap Gram-positif dan Gram-negatif bakteri.
KIMIA
Seftriakson adalah oranye-kekuningan bubuk kristal yang mudah larut dalam air, sedikit larut dalam metanol dan sangat sedikit larut dalam etanol. The pH of a 1% aqueous solution is approximately 6.7. The pH dari larutan berair% 1 adalah sekitar 6,7.
The syn -configuration of the methoxy imino moiety confers stability to β-lactamase enzymes produced by many Gram-negative bacteria . The sin-konfigurasi metoksi Imino bagian menganugerahkan stabilitas β-laktamase enzim yang diproduksi oleh banyak bakteri Gram-negatif . Such stability to β-lactamases increases the activity of ceftriaxone against otherwise resistant Gram-negative bacteria. stabilitas tersebut untuk β-laktamase meningkatkan aktivitas ceftriaxone terhadap bakteri Gram-negatif dinyatakan tahan. In place of the easily hydrolysed acetyl group of cefotaxime, ceftriaxone has a metabolically stable thiotriazinedione moiety. Di tempat dengan mudah dihidrolisis asetil kelompok cefotaxime, ceftriaxone memiliki metabolik stabil thiotriazinedione bagian.

NAMA DAGANG
- Bioxon
- Broadced
- Brospec
- Cefaxon
- Cefriex
- Ceftriaxone Hexpharm
- Cefxon
- Cephalox
- Criax
- Ecotrixon
- Elpicef
- Foricef
- Intrix
- Rocephin
- Socef
- Starxon
- Tricefin
- Trijec
- Tyason
- Biotriax

INDIKASI
1.      Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah
2.      Otitis media bakteri akut
3.      Infeksi kulit dan struktur kulit
4.      Infeksi tulang dan sendi
5.      Infeksi intra abdominal
6.      Infeksi saluran urin
7.      Penyakit inflamasi pelvic (PID)
8.      Gonorrhea
9.      Bakterial septicemia dan meningitis

KONTRA INDIKASI
a.       Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah
b.      Otitis media bakteri akut
c.       Infeksi kulit dan struktur kulit
d.      Infeksi tulang dan sendi
e.       Infeksi intra abdominal
f.        Infeksi saluran urin
g.       Penyakit inflamasi pelvic (PID)
h.       Gonorrhea
i.         Bakterial septicemia dan meningitis

DOSIS, CARA PEMBERIAN DAN LAMA PEMBERIAN
a)    Dosis :
       Infant dan anak : I. M.;  I. V.
       Infeksi ringan sampai moderat : 50 – 70 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis setiap 12-24 jam
       maksimum 2 g/hari; lanjutkan sampai dibawah 2 hari setelah tanda dan gejala dari infeksi berkurang.
       Infeksi yang serius : 80-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis maksimim 2 g/hari; maksimum
       4 g/hari.
       Infeksi Gonococcal, uncomplicated : I. M. : 125 mg dosis tunggal.
       Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. :
       1.  <45 kg : 50 mg mg/kgBB/hari dosis tunggal . Maksimum : 1 g.
       2.  >45 kg : 1 g dosis tunggal.
       Gonococcal endokarditis :
       1.  <45 kg : I.M., I.V. 50 mg mg/kgBB/hari setiap 12 jam. Maksimum : 2 g/hari, untuk sekurangnya 
            28 hari.
       2. >45 kg : I. V. 1-2 g setiap 12 jam untuk sekurangnya 28 hari.
       Infeksi Gonococcal, diseminasi :  I.M., I.V. :
       1.  <45 kg : 25-50 mg/kg BB satu kali sehari; maksimum 1 g.
       2.  >45 kg : 1 g satu kali sehari; untuk 7 hari.
       Meningitis : I. M.;  I. V.
       Tanpa komplikasi : loading dose 100 mg/kg BB maksimum 4 g, dilanjutkan sampai 100 mg/kgBB/hari 
       dibagi setiap 12-24 jam, maksimum 4 g/hari; lama pengobatan adalah 7-14 hari
       Gonococcal dengan komplikasi :
      1.  <45 kg : 50 mg mg/kg BB diberikan setiap 12 jam, maksimum 2 g/hari; lama pengobatan 10-14 hari.
      2.  >45 kg : 1-2 g setiap 12 jam, lama pengobatan 10-14 hari.
      Otitis media : I. M.;  I. V. :
     Akut : 50 mg/kg BB dosis tunggal, maksimum 1 g.
Persistent atau relapsing : 50 mg/kg BB dosis tunggal untuk 3 hari.
STD, sexual asault : 125 mg dosis tunggal.
          • Anak > 8 tahun (=45 kg):  dan Adolesents : Epididymitis, akut : I. M. : 125 mg dosis tunggal .
          • Anak =15 tahun : Chemoprohylaxis untuk kontak resiko tinggi dan pasien dengan penyakit invasiv meningococcal : I. M. : 125 mg dosis tunggal
          • Anak > 15 tahun : diberikan dosis dewasa.
          • Dewasa : I. M.;  I. V.
          • Usual dosis I. M.;  I. V. : 1-2 g setiap 12-24 jam tergantung tipe dan keparahan infeksi.
Meningitis : 2 g setiap 12 jam untuk 7-14 hari.
Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. : 1 g dosis tunggal.
Gonococcal endokarditis : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 12 jam untuk kurang dari 28 hari.
Infeksi Gonococcal yang menyebar :  I.M., I.V. : 1 g satu kali sehari untuk 7 hari
Infeksi Gonococcal tanpa komplikasi : I. M. : 125-250 mg dosis tunggal untuk setidaknya 28 hari.
PID : 250 mg dosis tunggal.
Surgical Prophylaxis : I. V. : 1 g 30 menit sebelum operasi.
Epididymitis : I. M.  : 250 mg dosis tunggal
Chemoprophylaxis kontak risiko tinggi dan pasien dengan penyakit invasive meningococcal : I. M. : 250 mg dosis tunggal
          • Dosis penyesuaian pada penurunan fungsi ginjal dan kerusakan hepar : tidak perlu penyesuaian dosis.
Dialisa peritoneal : 750 mg setiap 12 jam.
Continuous atau venovenous hemofiltration : diganti 10 mg Seftriakson dengan 1 liter filtrat/hari.
b)    Cara pemberian :
§       Tidak dapat dicampur dengan aminoglikosida dalam wadah yang sama.
§       Injeksi I. M.  Diberikan pada masa yang luas, konsentrasi 250 mg/mL atau 350 mg/mL diperbolehkan untuk semua ukuran vial kecuali 250
c)    Lama penggunaan : sesuai petunjuk dosis diatas. Mg; dapat dilarutkan  untuk injeksi I. M.dengan 1:1 air dan 1% Lidocain

FARMAKOLOGI
a.     Absorbsi : diabsobsi dengan baik setelah pemberian secara I. M.
b.    Distribusi : distribusi secara luas di dalam tubuh termasuk kelenjar empedu, paru, tulang, empedu, CSF , plasenta, melalui amnion dan ASI.
c.     Ikatan protein : 85-95%
d.    Waktu paruh eliminasi : pada hepar dan fungsi ginjal yang normal : 5-9 jam.
e.     Kadar puncak serum : 1-2 jam setelah pemberian secara I. M.
f.      Ekskresi : di urin 33%-65% sebagai obat asal; feses.

STABILITAS PENYIMPANAN
§       Setelah dilarutkan : Stabil pada temperatur 25°C selama 3 hari dan selama 21 hari pada temperatur 50°. Jangan disimpan dalam lemari pendingin, hindari cahaya matahari langsung.
§       Sebelum dilarutkan : Larutan sebelum dicampurkan : simpan -20°C, jika telah dicairkan, larutan stabil selama 3 hari pada suhu kamar 25°C atau selama 21 hari pada suhu 5°C. Jangan disimpan beku.
§       Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 10-40 mg/mL :
o       Stabil selama 2 hari pada temperatur 25°C.
o       Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5°C.
§         Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 100 mg/mL :
o       Stabil selama 2 minggu pada temperatur 25°C.
o       10 hari pada refrigerator pada temperatur 5°. Stabil selama 26 hari jika dibekukan pada -20°C.Jika telah dicairkan, larutan stabil selama 2 hari pada suhu kamar 25°C atau 10 hari jika disimpan pada suhu 5°C.
§         100 mg/mL dalam  Lidokain 1% :
o       Stabil selama 24 jam pada temperatur 25°C.
o       Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5°C.
§         250-350 mg/mL dalam D5W atau NS, Lidokain 1%, atau SWFI :
o       Stabil selama 24 hari pada temperatur 25°C.
o       Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5°C.

EFEK SAMPING
    1%-10% :
•         Kulit : Rash (2%)
•         Saluran cerna : diare (3%)
•         Hepar : peningkatan transaminase(3,1%-3,3%)
•         Ginjal : peningkatan BUN (1%)
•         Hematologi : eosinophillia (6%); thrombositosis (5%); leukopenia (2%)
•         Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%); rasa hangat, tightnes selama injeksi (5%-17%) diikuti injeksi I.M.
    1% :
•         Agranulositosis, alergi pneumonitis, anafilaksis, anemia, basifilia,bronkospasm, kandidiasis,kolitis, diaphoresis, pusing, flushing, gallstones, glycosuria, sakit kepala, hematuri,anemia hemolitikus,jaundice, leukositosis, mual, nefrolitiasis, neutropenia, phlebitis, pruritus, pseudomembranous colitis, batu ginjal, pusing, serum sichness, thrombocitopenia, vaginitis, muntah, peningkatan alkali fosfat, bilirubin dan kreatinin.
•         Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lainnya termasuk angioderma, anemia aplastik, cholestasis, encephalopathy, erythema multiform, pendarahan, nefritis intertisial, neuromuscular excitability, pancytopenia, paresthesia, disfungsi ginjal, sindroma`Steven-Johnson, superinfeksi,nefropati toksik.

INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN :
•         Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan Warfarin)
•         Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi sefalosporin,  monitor efek toksik.

PENGARUH
-         Terhadap Kehamilan :  Faktor risiko : B
-         Terhadap Ibu Menyusui : Seftriakason didistribusikan ke dalam air susu, penggunaan pada ibu menyusui harus disertai perhatian.
-         Terhadap Anak-anak :  -
-         Terhadap Hasil Laboratorium :  Positif pada tes Coombs langsung, positif palsu pada tes glukosa urin menggunakan Cu Sulfat (larutan Benedict, larutan Fehling), positif palsu pada tes kreatinin urin atau serum menggunakan reaksi Jaffe

PARAMETER MONITORING
Observasi tanda dan gejala anafilaksis.

BENTUK SEDIAAN
Mengandung 83 mg (3,6 mEq) per 1 g Seftriakson.
Infus (Dilarutkan Dalam Dextrose) 1 g (50 ml), 2 g (50 ml).
Injeksi Serbuk Dilarutkan Dalam Aqua Proinjeksi 250 mg, 500 mg, 1 g, 2 g, 10.

PERINGATAN
Penyesuaian dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
Penggunaan dalam waktu lama mengakibatkan superinfeksi.
Pasien dengan riwayat alergi  terhadap penisilin khususnya reaksi IgE (anafilaktik, urtikaria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar